Daftar isi
Tambal gigi adalah suatu prosedur medis yang dilakukan oleh dokter gigi untuk mengembalikan fungsi gigi akibat kerusakan gigi, seperti fraktur gigi, pembusukan gigi (karies), atau akibat trauma lain pada permukaan gigi (kebiasaan mengigit kuku, kebiasaan mengertakkan gigi).
Fungsi tambal gigi adalah mengembalikan kemampuan gigi untuk mengunyah. Gigi yang mengalami kerusakan akan sulit digunakan untuk makan, dapat menjadi nyeri, atau bahkan mengalami infeksi. Kerusakan pada gigi dapat memberikan banyak komplikasi seperti gangguan pada sendi rahang, infeksi gigi dapat menjalar ke sinus menyebabkan sinusitis atau menjalar ke kelenjar getah bening di leher mengakibatkan terjadinya Ludwig’s Angina, selain itu kerusakan gigi menyebabkan pasien sulit makan karena nyeri atau tidak dapat menghancurkan makanan dengan baik.
Prosedur penambalan gigi secara umum diawali dengan proses identifikasi gigi yang akan ditambal. Dokter gigi akan menggunakan bius lokal untuk mengurangi nyeri pada daerah sekitar gigi yang akan ditambal. Kemudian dilakukan pengangkatan area yang mengalami pembusukan dengan menggunakan bor gigi, laser, atau instrumen abrasi tergantung dari preferensi dan ketrampilan dokter gigi. Setelah daerah yang busuk diangkat, daerah yang mau ditambal dibersihkan dan disterilkan. Terakhir dokter gigi akan melakukan penambalan dan menyesuaikan tambalan dengan kontur gigi.
Materi tambalan gigi ada bermacam-macam, seperti amalgam, porselen, emas, plastik, dan material kaca yang disebut composite resin. Setiap bahan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Prosedur penambalan gigi dapat dilakukan pada orang dewasa dan anak-anak. Gigi anak-anak atau sering disebut dengan gigi susu berperan dalam proses berbicara, makan, dan menjaga tempat yang baik sebelum gigi dewasa tumbuh menggantikan gigi susu. Karena alasan ini, beberapa dokter gigi menyarankan agar gigi susu yang berlubang tetap dipertahankan dengan penambalan sebelum gigi sejati tumbuh.
Amalgam merupakan bahan penambalan gigi yang telah digunakan selama 150 tahun, bahan ini terkenal dengan kekuatan dan daya tahannya. Amalgam mengandung merkuri atau air raksa terdapat kekhawatiran tambalan ini akan menyebabkan keracunan. Oleh karena hal ini, tambalan amalgam mulai tidak populer dan ditinggalkan. Namun diketahui bahwa kadar merkuri yang dilepaskan oleh tambalan amalgam jauh lebih rendah daripada ambang batas merkuri yang memungkinkan seseorang menderita keracunan. Selain itu, tambalan amalgam memberikan warna perak yang dinilai kurang estetik dibandingkan materi lain yang memiliki warna seperti warna gigi.