Kerjanya
  • Home
  • Kesehatan
  • Resep
  • Aplikasi
  • Hukum
  • Unduh
Kerjanya » Kesehatan » Pencernaan » Diare

Diare

Penulis : Felix Chikita Fredy Tanggal : 2017-05-30
Daftar isi
  • Diare adalah
  • Gejala
  • Penyebab
  • Pengobatan

(c) Laurent Hamels Fotolia.comDIARE ADALAH

Diare adalah penyakit yang sangat umum dijumpai. Penyakit ini dapat menyerang baik anak-anak maupun dewasa. Angka kejadian tertinggi ditemukan pada anak usia di bawah 2 tahun, di mana pada kelompok usia tersebut virus adalah penyebab tersering diare.

Diare didefinisikan sebagai suatu keadaan bertambahnya frekuensi dan keenceran buang air besar. Frekuensi buang air besar yang dianggap normal adalah 1-3 kali per hari dan banyaknya 200-250 gram sehari. Jika melebihi jumlah tersebut, maka seseorang sudah dapat dikatakan mengalami diare.

Terdapat beberapa istilah pda penyakit diare, yakni:

  • Diare akut bila berlangsung kurang dari 1 minggu;
  • Diare persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan disebabkan oleh infeksi, misalnya diare akibat virus karena pelaksanaan yang kurang baik sehingga berlanjut hingga lebih dari 14 hari, disentri yang tidak mendapat obat sehingga berlangsung lebih dari 14 hari, atau diare akibat bakteri yang telah resisten terhadap sejumlah antibiotika sehingga berlangsung lebih dari 14 hari;
  • Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan bukan disebabkan oleh virus, misal akibat gangguan fungsi usus dalam mencerna makanan, adanya suatu zat makanan yang tidak dapat diserap tubuh, dan sebagainya;
  • Disentri adalah diare yang disertai lendir dan darah. Disentri disebabkan oleh bakteri Shigella atau parasit Entamoeba histolotica;
  • Kolera adalah diare cair yang hampir tidak dapat ditemukan ampas tinja sama sekali (watery diarrhea). Kolera sering kali menimbulkan wabah dan sangat cepat menimbulkan dehidrasi sehingga menyebabkan penderitanya meninggal. Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae.


GEJALA

Pada prinsipnya diare terjadi akibat gangguan sistem percernaan. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan penyerapan, gangguan pengeluaran enzim usus, ataupun gangguan gerakan usus yang disebabkan oleh bakteri ataupun nonbakteri sehingga mengakibatkan perubahan jumlah ataupun konsentrasi sisa makanan yang akan dibuang. Dengan demikian, gejala yang akan ditemui sebagian besar adalah gejala dari sistem pencernaan.

Gejala diare meliputi:

  1. Peningkatan frekuensi buang air besar;
  2. Peningkatan jumlah tinja per buang air besar;
  3. Pengenceran konsistensi tinja;
  4. Rasa melilit di perut;
  5. Kembung, sering buang gas dan bersendawa;
  6. Mual, muntah;
  7. Pada bayi dapat dijumpai kemerahan pada kulit sekitar bokong;
  8. Bila penyebabnya adalah infeksi dapat disertai demam;
  9. Bila terjadi dehidrasi penderita akan lemas, ujung jari teraba dingin, hingga penurunan kesadaran.

 

Pada penderita diare harus ditelusuri hal-hal berikut:

  • Karakteristik diare: frekuensi buang air besar dalam sehari, lama diare telah berlangsung, warna tinja, konsentrasi tinja, bau busuk, lendir dan darah pada tinja;
  • Jumlah cairan yang masuk selama diare, apakah selama diare penderita mau minum;
  • Adanya gejala yang dapat menunjukkan adanya dehidrasi: mual, anak rewel, lemah, penurunan kesadaran, kejang;
  • Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi selama diare, adakah riwayat konsumsi makanan yang tidak biasa sebelum diare muncul.


Dehidrasi adalah komplikasi tersering dan umumnya ditemui pada pasien anak-anak. Dehidrasi tidak boleh dianggap remeh karena penyebab kematian utama pada diare diakibatkan oleh dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat jumlah cairan yang dikeluarkan melalui diare lebih besar daripada cairan yang masuk melalui minum. Dehidrasi paling banyak ditemui pada penderita diare kolera, penderita yang tidak mau minum, dan penderita yang mengalami penurunan kesadaran.

Dehidrasi dibagi ke dalam 2 derajat:

  • Dehidrasi ringan-sedang, yakni bila terjadi kehilangan cairan sekitar 5-10% dari berat badan. Dehidrasi ringan-sedang ditegakkan bila ditemui tanda:
    • Keadaan umum gelisah atau cengeng;
    • Ubun-ubun sedikit cekung, mata tampak cekung, air mata saat menangis tampak keluar lebih sedikit dari biasanya, bibir tampak sedikit kering;
    • Ujung jari kaki tangan masih teraba hangat;
    • Penderita biasanya mengeluhkan haus dan masih dapat minum banyak.
  • Dehidrasi berat, yakni bila terjadi kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan. Dehidrasi berat ditegakkan bila ditemui tanda:
    • Keadaan umum lemah, letargi, atau koma;
    • Ubun-ubun sangat cekung, mata tampak sangat cekung, saat menangis tidak keluar air mata, bibir tampak kering;
    • Ujung jari kaki tangan teraba dingin;
    • Penderita biasanya malah tidak mau minum, buang air kecil jarang, dan urin tampak pekat.


Bila tidak didapatkan tanda di atas, yakni penderita masih tampak segar, sadar, mata tidak cekukng, bibir tampak basah, ujung jari kaki tangan hangat, maka penderita tidak mengalami dehidrasi.

PENYEBAB

Penyebab diare tidak harus infeksi meskipun data menunjukkan bahwa infeksi adalah penyebab tersering diare. Penyebab diare secara lengkapnya adalah sebagai berikut:

  1. Infeksi: infeksi usus (termasuk kasus keracunan makanan), infeksi ekstra usus dengan penyebaran bakteri ke usus
  2. Obat-obatan: penggunaan antibiotik yang salah sehingga menganggu bakteri normal usus.
  3. Alergi makanan: alergi protein kedelai, cow’s milk protein allergy (CMPA).
  4. Kelainan penyerapan makanan, misal pada kondisi kekurangan enzim pencerna makanan.
  5. Kekurangan vitamin seperti niasin (vitamin B3).
  6. Tertelan logam berat, seperti Co, Zn, cat.


PENGOBATAN

Pengobatan diare yang dianjurkan oleh badan kesehatan dunia / World Health Organization (WHO) adalah sebagai berikut:

  1. Pemberian cairan

Pemberian cairan amat penting mengingat komplikasi tersering yang juga dapat menyebabkan kematian penderita diare adalah dehidrasi. Pemberian cairan bertujuan untuk mengganti cairan yang keluar saat diare. Karena jika tidak diganti, cairan yang defisit pada tubuh dapat menyebabkan perubahan kadar keasaman darah, mengurangi volume darah yang menghantarkan oksigen, menganggu metabolisme sel yang kesemuanya dapat berakibat fatal.

Anak yang masih sadar atau pasien dewasa harus dimotivasi untuk minum sebanyak yang mereka mampu. Pada prinsipnya semua cairan boleh diminumkan, termasuk ASI bagi penderita bayi. Namun bila dicurigai adanya gangguan penyerapan zat tertentu, susu yang mengandung laktosa sebainya dihindari terlebih dahulu dan diganti susu bebas laktosa atau susu kedelai.

Oralit adalah cairan yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi selama diare. Oralit memiliki tingkat kelarutan yang baik sehingga mudah diserap di usus. Jika tidak tersedia oralit, dapat dibuat cairan gula-garam dengan osmolaritas yang mendekati oralit. Caranya ialah campurkan ke dalam satu gelas (200 cc) air matang sebanyak satu sendok teh gula dan satu sendok teh garam.

Pada penderita dengan dehidrasi berat, pada penderita bayi-anak yang sulit minum, atau pada penderita yang selalu muntah setelah makan-minum maka penggantian cairan harus diupayakan melaui cairan intravena (infus).

  1. Medikamentosa (obat-obatan)

Beberapa studi sebenarnya menunjukkan bahwa obat-obatan diare tidak mendatangkan keuntungan bagi penderita dan malah dapat memperburuk keadaan. Obat antidiare tidak mengatasi penyebab diare sehingga pemakaian obat-obatan antidiare sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Antibiotik hanya diberikan bila ada indikasi, misal pada disentri atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat menganggu kesimbangan bakteri normal pada usus sehingga dapat menyebabkan diare persisten. Antibiotik diberikan sesuai dengan organisme penyebab diare. Daire akibat virus tidak membutuhkan antibiotik.

  1. Seng

Seng atau zink atau zat besi merupakan salah satu zat mikronutrisi. Zat ini telah terbukti dapat menurunkan frekuensi buang air besar, menurunkan volume tinja, dan menurunkan angka kejadian diare ulangan. Seng atau zink diberikan selama 10-14 hari meskipun penderita sudah tidak mengalami diare. Dosis seng atau zink ialah 20 mg per hari. Pada anak usia di bawah 6 bulan dosisnya ialah 10 mg per hari.

  1. Pemberian nutrisi yang baik

Penderita diare harus tetap makan seperti biasa. Pada bayi yang masih menyusui, ASI harus tetap diberikan. Bila mual, makanan diberikan sedikit-sedikit tetapi sering. Serat sedikit dikurangi agar konsistensi tinja tidak lembek akibat kebanyakan serat.

  1. Edukasi

Edukasi mengenai diare, kebersihan diri dan lingkungan, serta informasi mengenai kapan harus segera membawa penderita ke rumah sakit adalah hal yang dimasukan WHO dalam pilar pengobatan diare yang holistik. Edukasi penting terutama bagi orang tua penderita diare anak-anak. Orang tua disarankan membawa anaknya ke rumah sakit bila terdapat demam, diare berdarah, makan atau minum sedikit, anak tampak haus, atau diare tidak membaik dalam waktu 3 hari.

BACA JUGA

  • Cari : gejala diare
  • Pneumonia
  • Hiv
  • Campak
  • Bayi 1 minggu

tweet

Iklan

Populer

  • AndroidPlantas Vs Zombies apk

    AndroidPlantas Vs Zombies apk

    24/08/2017
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2012-2025, All Rights Reserved. | Kerjanya.net