Daftar isi
Diare adalah penyakit yang sangat umum dijumpai. Penyakit ini dapat menyerang baik anak-anak maupun dewasa. Angka kejadian tertinggi ditemukan pada anak usia di bawah 2 tahun, di mana pada kelompok usia tersebut virus adalah penyebab tersering diare.
Diare didefinisikan sebagai suatu keadaan bertambahnya frekuensi dan keenceran buang air besar. Frekuensi buang air besar yang dianggap normal adalah 1-3 kali per hari dan banyaknya 200-250 gram sehari. Jika melebihi jumlah tersebut, maka seseorang sudah dapat dikatakan mengalami diare.
Terdapat beberapa istilah pda penyakit diare, yakni:
Pada prinsipnya diare terjadi akibat gangguan sistem percernaan. Gangguan tersebut dapat berupa gangguan penyerapan, gangguan pengeluaran enzim usus, ataupun gangguan gerakan usus yang disebabkan oleh bakteri ataupun nonbakteri sehingga mengakibatkan perubahan jumlah ataupun konsentrasi sisa makanan yang akan dibuang. Dengan demikian, gejala yang akan ditemui sebagian besar adalah gejala dari sistem pencernaan.
Gejala diare meliputi:
Pada penderita diare harus ditelusuri hal-hal berikut:
Dehidrasi adalah komplikasi tersering dan umumnya ditemui pada pasien anak-anak. Dehidrasi tidak boleh dianggap remeh karena penyebab kematian utama pada diare diakibatkan oleh dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat jumlah cairan yang dikeluarkan melalui diare lebih besar daripada cairan yang masuk melalui minum. Dehidrasi paling banyak ditemui pada penderita diare kolera, penderita yang tidak mau minum, dan penderita yang mengalami penurunan kesadaran.
Dehidrasi dibagi ke dalam 2 derajat:
Bila tidak didapatkan tanda di atas, yakni penderita masih tampak segar, sadar, mata tidak cekukng, bibir tampak basah, ujung jari kaki tangan hangat, maka penderita tidak mengalami dehidrasi.
Penyebab diare tidak harus infeksi meskipun data menunjukkan bahwa infeksi adalah penyebab tersering diare. Penyebab diare secara lengkapnya adalah sebagai berikut:
Pengobatan diare yang dianjurkan oleh badan kesehatan dunia / World Health Organization (WHO) adalah sebagai berikut:
Pemberian cairan amat penting mengingat komplikasi tersering yang juga dapat menyebabkan kematian penderita diare adalah dehidrasi. Pemberian cairan bertujuan untuk mengganti cairan yang keluar saat diare. Karena jika tidak diganti, cairan yang defisit pada tubuh dapat menyebabkan perubahan kadar keasaman darah, mengurangi volume darah yang menghantarkan oksigen, menganggu metabolisme sel yang kesemuanya dapat berakibat fatal.
Anak yang masih sadar atau pasien dewasa harus dimotivasi untuk minum sebanyak yang mereka mampu. Pada prinsipnya semua cairan boleh diminumkan, termasuk ASI bagi penderita bayi. Namun bila dicurigai adanya gangguan penyerapan zat tertentu, susu yang mengandung laktosa sebainya dihindari terlebih dahulu dan diganti susu bebas laktosa atau susu kedelai.
Oralit adalah cairan yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi selama diare. Oralit memiliki tingkat kelarutan yang baik sehingga mudah diserap di usus. Jika tidak tersedia oralit, dapat dibuat cairan gula-garam dengan osmolaritas yang mendekati oralit. Caranya ialah campurkan ke dalam satu gelas (200 cc) air matang sebanyak satu sendok teh gula dan satu sendok teh garam.
Pada penderita dengan dehidrasi berat, pada penderita bayi-anak yang sulit minum, atau pada penderita yang selalu muntah setelah makan-minum maka penggantian cairan harus diupayakan melaui cairan intravena (infus).
Beberapa studi sebenarnya menunjukkan bahwa obat-obatan diare tidak mendatangkan keuntungan bagi penderita dan malah dapat memperburuk keadaan. Obat antidiare tidak mengatasi penyebab diare sehingga pemakaian obat-obatan antidiare sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Antibiotik hanya diberikan bila ada indikasi, misal pada disentri atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat menganggu kesimbangan bakteri normal pada usus sehingga dapat menyebabkan diare persisten. Antibiotik diberikan sesuai dengan organisme penyebab diare. Daire akibat virus tidak membutuhkan antibiotik.
Seng atau zink atau zat besi merupakan salah satu zat mikronutrisi. Zat ini telah terbukti dapat menurunkan frekuensi buang air besar, menurunkan volume tinja, dan menurunkan angka kejadian diare ulangan. Seng atau zink diberikan selama 10-14 hari meskipun penderita sudah tidak mengalami diare. Dosis seng atau zink ialah 20 mg per hari. Pada anak usia di bawah 6 bulan dosisnya ialah 10 mg per hari.
Penderita diare harus tetap makan seperti biasa. Pada bayi yang masih menyusui, ASI harus tetap diberikan. Bila mual, makanan diberikan sedikit-sedikit tetapi sering. Serat sedikit dikurangi agar konsistensi tinja tidak lembek akibat kebanyakan serat.
Edukasi mengenai diare, kebersihan diri dan lingkungan, serta informasi mengenai kapan harus segera membawa penderita ke rumah sakit adalah hal yang dimasukan WHO dalam pilar pengobatan diare yang holistik. Edukasi penting terutama bagi orang tua penderita diare anak-anak. Orang tua disarankan membawa anaknya ke rumah sakit bila terdapat demam, diare berdarah, makan atau minum sedikit, anak tampak haus, atau diare tidak membaik dalam waktu 3 hari.