Dismemore adalah suatu kondisi medis dimana terdapat nyeri ketika menstruasi atau datang bulan yang menganggu aktivitas sehari-hari. Jika dipersingkat maka arti dari dismenore adalah nyeri yang berlebih saat datang bulan. Dismenore dapat timbul beberapa hari sebelum menstruasi atau bersamaan dengan menstruasi dan semakin lama berkurang nyeri seiring berakhirnya menstruasi. Dismenore yang bersamaan dengan keluarnya darah yang berlebihan dikenal menoragia. Dismenore dibagi menjadi dua yaitu, primer dan sekunder. Dismenore primer adalah dimana tidak terdapatnya kelainan pada organ dan dismenore sekunder adalah ditemukannya kelainan di dalam atau di luar rahim. Beberapa penelitian menunjukkan obesitas dan konsumsi alkohol berhubungan dengan dismenore. Aktivitas fisik dan durasi siklus menstruasi tidak berhubungan dengan peningkatan rasa nyeri.
Pemeriksaan penunjang terkadang perlu dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan lab, ultrasonografi (USG), laparoskopi. Pengobatan dismenore bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghambat proses yang menyebabkan nyeri.
Faktor resiko menderitanya dismenore antara lain, menstruasi pada usia muda (<12 tahun), belum pernah melahirkan, menstruasi yang lama, merokok, kegemukan, infeksi, peradangan rongga panggul, dan endometriosis.
Peradangan rongga panggul dapat disebabkan infeksi pada rahim, dengan atau tanpa infeksi pada ovarium (indung telur). Jika infeksi ini berlangsung lama dapat menyebabkan dismenore. Bakteri penyebab infeksi paling sering adalah Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae, selain itu peradangan rongga panggul juga dapat disebabkan Gardnerella vaginalis, bakteri anaerob, and bakteri gram-negatif. Pengobatan dismenore akibat ini, selain membutuhkan obat anti nyeri juga diperlukan antibiotik yang tepat.
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (bagian dalam rahim) di luar rahim, paling sering terdapat pada ovarium. Gejala yang dapat dirasakan wanita adalah nyeri saat berhubungan seksual, nyeri punggung, dan dismenore. Wanita yang mengalami endometriosis juga dapat memiliki riwayat kesulitan memiliki anak.
Banyak wanita tidak mencari pengobatan akan dismenore. Pengobatan sendiri dengan obat anti nyeri menjadi solusi bagi wanita pada umumnya. Obat anti nyeri yang paling sering dipakai adalah golongan NSAID. Obat ini dapat memberikan efek samping seperti mual, dan gangguan lambung lainnya. Pengobatan dismenore dengan kontrasepsi hormonal juga dapat mengurangi gejala dismenore. Tetapi ada beberapa penelitian yang menunjukkan dengan kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan tidak datangnya haid. Beberapa suplemen vitamin juga diduga dapat membantu mengobati dismenore. Seperti salah satu penelitian menunjukkan vitamin B1 membantu mengurangi nyeri ketika mengkonsumsi 100 mg per hari. Tetapi kurangnya bukti penelitian untuk merekomendasikan asupan vitamin seperti vitamin E, omega-3, dan vitamin B6.