Bahan makanan yang satu ini memiliki rasa manis dan warna merah kecoklatan yang khas. Ya, itulah gula merah atau sering disebut gula Jawa.
Berbeda dengan gula pasir yang dibuat dari air tebu, gula merah ini biasanya dibuar dari cairan nira kelapa atau cairan nira aren. Nah, cairan nira inilah yang nantinya direbus sampai kental dan kemudian. Berbeda bahan air niranya, berbeda pula rasa atau tingkat kemanisannya serta kepekatan warnanya. Bahkan, berbeda pohon pun rasanya juga bisa berbeda, lho!
Ada mitos bahwa gula merah tidak baik untuk kesehatan. Faktanya, selama konsumsi gula merah dalam batas yang tidak berlebihan atau sesuai dengan takaran yang dianjurkan, gula merah baik untuk tubuh. Utamanya, gula merah baik untuk vitalitas tubuh, dapat membantu menambah nafsu makan, mengatasi gangguan pencernaan, dan juga lebih sehat daripada gula tebu karena kadar gulanya lebih rendah.
Gula merah juga ternyata tidak mengandung kolesterol. Sehingga, baik untuk dikonsumsi orang yang memiliki masalah pada jantung dan juga diabetes. Banyak pakar kesehatan yang juga merekomendasikan gula merah sebagai pengganti gula pasir untuk orang lansia. Mengapa? Karena gula merah, cenderung mudah dicerna akibat semakin berkurangnya kemampuan untuk menyerap nutrisi pada lansia.
Karena rasanya yang manis, gula merah tentu saja mudah mengundang semut untuk datang. Karenanya, sebaiknya gula merah disimpan dalam wadah tertutup rapat. Bisa juga menambahkan beberapa biji cengkeh untuk menghalangi datangnya semut.
Tekstur gula merah juga cenderung lembab, karenanya, tak jarang dijumpai gula merah yang menjadi lembek alias benyek. Untuk menghindari gula merah menjadi benyek, simpan di tempat yang sejuk dan kering, atau bisa juga dimasukkan dalam freezer.
Ketika hendak menggunakan gula merah yang sudah keras (karena masuk freezer), coba lunakkan dengan potongan apel atau sepotong roti. Masukkan bahan tersebut ke dalam wadah gula, diamkan selama beberapa lama agar gula bisa mudah dipotong atau diiris.