Kerjanya
  • Home
  • Kesehatan
  • Resep
  • Aplikasi
  • Hukum
  • Unduh
Kerjanya » Kesehatan » Imunologi » Hepatitis A

Hepatitis A

Penulis : Trina Primalia Irawanti Tanggal : 2013-12-30
Daftar isi
  • Hepatitis a adalah
  • Gejala
  • Penyebab
  • Pengobatan

(c) Alejandro Dans Fotolia.comHEPATITIS A ADALAH

Hepatitis berasal dari bahasa Latin, di mana 'hepar' yang berarti hati atau yang dikenal juga sebagai liver, dan '-itis' yang berarti peradangan. Penyebab terjadinya peradangan pada hati atau hepatitis bermacam-macam, salah satunya adalah infeksi karena virus.

Saat ini telah dikenal beberapa virus penyebab peradangan pada hati, yaitu virus A, B, C, D, dan E. Jadi, hepatitis A adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, begitu juga dengan penyakit hepatitis lainnya (B,C,D,E).

Hepatitis A pertama kali ditemukan pada tahun 1967 dan dapat ditemukan secara global di seluruh dunia, terutama pada negara-negara dengan tingkat kesadaran kebersihan dan sanitasi lingkungan yang masih rendah. Di Indonesia sendiri, penyakit hepatitis A masih dapat ditemukan.

GEJALA

Virus hepatitis A dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus atau melalui kontak langsung dengan penderita. Gejala dari hepatitis A mulai muncul antara 15-50 hari setelah virus pertama kali masuk ke dalam tubuh, di mana rata-rata gejala mulai muncul antara 25-30 hari.

Berat atau ringannya gejala yang diderita bergantung pada umur dari penderita. Sekitar 70% dari anak-anak berusia di bawah 6 tahun yang terinfenksi oleh virus hepatitis A tidak mengalami gejala apapun, dan 30% lainnya hanya menderita gejala ringan. Sedangkan pada orang dewasa, sekitar 70% dari penderita mengeluhkan adanya gejala dan terkadang dapat menjadi berat.

Di dalam tubuh, virus lalu akan berkembang dan bertambah banyak di dalam sel hati dan dalam saluran pencernaan. Setelah itu, virus akan masuk ke dalam saluran empedu dan akan dikeluarkan bersama dengan tinja. Hal tersebut menyebabkan virus dapat ditemukan di dalam tinja, terutama sekitar 2 minggu sebelum munculnya gejala.

Pada anak-anak yang mengeluhkan adanya gejala, umumnya bersifat tidak khas, ringan, dan hanya mengeluhkan gejala yang mirip seperti saat menderita flu, yaitu :

  1. Demam yang dirasakan suhunya tidak terlalu tinggi. Umumnya suhu berkisar antara 38oC. Suhu tubuh pada manusia normal adalah 36,5oC hingga 37,5oC;
  2. Tubuh terasa lemas dan tidak bersemangat;
  3. Pegal - pegal pada seluruh tubuh;
  4. Perut tidak enak, kembung, atau mual sehingga nafsu makan berkurang;
  5. Umumnya tidak ditemukan adanya perubahan warna menjadi kekuningan pada tubuh, dapat dilihat pada mata, rongga mulut, dan kulit.

 

Secara umum, anak tampak sehat dan dapat beraktivitas seperti biasa. Meskipun anak mengeluhkan adanya gejala, namun gejala dengan cepat akan membaik. Oleh karena itu, seringkali orang tua tidak menyadari anaknya menderita hepatitis A.

Namun demikian, tubuh anak yang telah terinfeksi tetap dapat menyebarkan virus melalui tinja yang dikeluarkan dari dalam tubuh dan dapat menginfeksi orang lain. Virus hepatitis A masih dapat ditemukan di dalam tinja hingga 6 bulan walaupun anak tersebut tidak mengeluhkan gejala apapun. Hal ini menyebabkan penyebaran virus dapat terjadi tanpa disadari dan dapat ditularkan ke orang lain lagi.

Pada orang dewasa, gejala yang timbul lebih berat, yaitu:

  1. Demam, kadang ditemukan hingga menggigil;
  2. Perubahan warna menjadi kekuningan pada tubuh yang dapat dilihat pada mata, rongga mulut, dan kulit atau yang disebut juga dengan ikterus atau jaundice. Gejala ini dapat berlangsung selama 4 hingga 30 hari;
  3. Tinja berwarna putih seperti dempul;
  4. Tubuh terasa lemas;
  5. Nyeri perut, mual, dan muntah hebat sehingga sulit atau bahkan menolak untuk makan dan minum;
  6. Nyeri pada kepala;
  7. Nyeri pada otot- otot dan sendi;
  8. Batuk;
  9. Diare atau bahkan konstipasi;
  10. Badan gatal dan atau kemerahan seperti biduran.


Pada pemeriksaan fisik dan laboratorium penderita hepatitis A dapat ditemukan:

  1. Pembesaran hati dan limpa;
  2. Pembesaran dari kelenjar limfe yang ada di leher;
  3. Peningkatan kadar enzim hati (SGOT dan SGPT);
  4. Peningkatan kadar bilirubin total;
  5. Antibodi spesifik untuk hepatitis A positif.

 

Karena gejala yang ditimbulkan mirip dengan gejala pada penyakit hepatitis lainnya, maka perlu diperlukan pemeriksaan antibodi spesifik terhadap virus hepatitis lain. Virus hepatitis lain memerlukan penanganan dan pengobatan yang berbeda.

Gejala pada sekitar 1% dari penderita dapat berkembang menjadi sangat berat, seperti  perubahan warna kekuningan pada tubuh menjadi sangat cepat dan berat sehingga dapat menyerang ke otak. Apabila telah menyerang otak, penderita dapat tampak kebingungan, kacau dalam bicara, atau kurang responsif saat diajak bicara. Keadaan ini dapat mengancam nyawa dan memerlukan penanganan yang lebih intensif.

PENYEBAB

Penyebab dari hepatitis A adalah virus hepatitis A yang berasal dari keluarga Picornavirus yang hanya dapat menyerang primata. Virus ini dapat bertahan hidup di tangan manusia, air laut, air bersih, limbah, dan tanah. Selain itu, virus ini juga tahan terhadap udara dingin dan asam, tetapi mati dalam pemanasan di atas 85oC, formalin, dan klorin.

PENGOBATAN

Angka kejadian hepatitis A sudah berkurang dengan drastis, terutama di negara-negara maju karena meningkatnya kesadaran akan kebersihan dan sanitasi lingkungan, serta ditemukannya vaksinasi terhadap hepatitis A. Selain itu, pada negara-negara maju, peraturan yang mengatur tentang makanan dan minuman juga sudah ketat. Sedangkan pada negara-negara miskin dan berkembang, hepatitis A masih merupakan salah satu masalah kesehatan. Virus ini dapat menyebar dengan mudah melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi sehingga dapat menyerang banyak orang dalam waktu yang singkat.

Oleh karena itu, pencegahan terhadap penyakit hepatitis A perlu dilakukan. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Biasakan diri untuk selalu mencuci tangan setelah buang air besar, setelah buang air kecil, setelah mengganti popok, setelah bermain tanah, sebelum menyiapkan makanan, dan sebelum makan. Cuci tangan yang baik harus menggunakan sabun, dilakukan selama minimal 20 detik, dan dibilas dengan menggunakan air yang mengalir. Setelah selesai mencuci tangan, tangan harus segera dikeringkan karena tangan yang lembab dapat memudahkan pertumbuhan dari bakteri dan virus;
  2. Pengolahan dan penyimpanan makanan dan minuman yang baik;
  3. Sistem sanitasi pembuangan tinja yang baik, agar kontak dengan tinja di mana virus hepatitis A dapat ditemukan menjadi minimal;
  4. Pemberian vaksinasi hepatitis A.


Vaksinasi hepatitis A dapat mulai diberikan pada anak sejak berusia 2 tahun hingga orang dewasa. Untuk memberikan perlindungan, vaksin diberikan 2 kali dengan jarak vaksin pertama dan kedua antara 6 hingga 12 bulan setelah pemberian vaksin yang pertama kali. Menurut penelitian yang dilakukan, pemberian vaksin ini dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit hepatitis A hingga 20 tahun. Vaksin tidak boleh diberikan pada orang-orang yang alergi terhadap kandungan dari vaksin. Hingga saat ini, vaksin hepatitis A bukan merupakan salah satu program vaksin yang disubsidi pemerintah Indonesia.

Pengobatan hepatitis A bersifat suportif, artinya, pengobatan diberikan sesuai gejala yang timbul. Contoh pengobatan suportif adalah, ketika ada penderita mengalami demam, maka diberikan obat penurun demam. Hingga saat ini belum ada pengobatan antivirus yang spesifik untuk penyakit hepatitis A. Untuk pemulihan yang optimal, diperlukan istirahat total. Sering kali penderita yang sudah merasa lebih sehat kembali beraktivitas seperti biasa dan kelelahan sehingga kondisinya kembali menurun.

Umumnya, penderita hepatitis A tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Penderita yang harus dirawat di rumah sakit adalah penderita yang mengalami dehidrasi dan tidak mau makan sehingga akan semakin memperparah kondisinya. Pada kasus penderita yang berat atau menyerang otak juga harus dirawat di rumah sakit secara intensif karena dapat mengancam nyawa.

Perawat penderita juga harus memperhatikan kebersihan dan rajin cuci tangan karena hepatitis A mudah menular, terutama saat mengganti popok. Pada umumnya, orang dewasa yang sehat sudah tidak lagi menularkan virus ini melalui tinja sekitar 2 minggu setelah munculnya gejala pertama kali, akan tetapi pada anak-anak dan orang tua tetap dapat menularkan virus hingga 6 bulan. Hal tersebut perlu diperhatikan agar penyebaran penyakit ini dapat dihentikan.
 

Sumber :

1. Johnston, L. Hepatitis A and B - A Brief Overview. 2010.

2. Brundage, SC. Fitzpatrick N. Hepatitis A. American Academy of Family Physician. 2006.

BACA JUGA

  • Gejala awal hepatitis b
  • Pengertian hepatomegali
  • Hati
  • Bayi 20 bulan

tweet

Iklan

Populer

  • AndroidPlantas Vs Zombies apk

    AndroidPlantas Vs Zombies apk

    24/08/2017
  • twitter
  • facebook
© Copyright 2012-2025, All Rights Reserved. | Kerjanya.net